Mengemis, ya itu lah yang sekarang jadi tpoik hangat di TV, karena sekarang ini dia yang memeberikan uang kepada para pengemis pun kan ditangkap, seperti di kota besar jakarta, bukan cuma jakarta saja yang banyak pengemisnya, tetapi di Australia juga ada, di Surya Online yang menceritakan seorang Ken Johnson, 52, yang selalu duduk di dekat toko Myer di Sydney’s CBD (Central Business Discrict), 16 jam sehari. Berbekal papan disampingnya, ia bisa menghasilkan 418 juta dalam setahun dari para dermawan.
Tulisan yang dibawanya berbunyi ”Butuh bantuan untuk biaya hidup keluarga dan beli obat. Pembayaran penuh sangat membosankan. Tinggalkan saya sendirian jika anda orang yang tidak sopan dan kasar”. Dengan cara bertahan dalam kegiatan monoton itulah Pria asal Newcastle ini menghidupi dirinya di George and Market St. Pada hari biasa, ia mendapat uang antara 600 ribu hingga 1,2 juta rupiah sehari. Jika beruntung, 3,3 juta rupiah bisa masuk kantong dalam sehari.
“Saya kecewa jika mengemis sepanjang Jumat dan hanya mendapat 2 juta rupiah,” katanya. Ia menambahkan ia pulang saat sudah mendapat cukup uang atau memang ingin pulang, tapi di hari baik ia selalu duduk lebih lama dari hari biasa. Ketika Sunday Telegraph menemuinya, hari sedang baik. Dalam 20 menit, ia mendapat sekitar 250 ribu rupiah.
“Ada aturan umum dalam memberi, yakni orang akan lebih mudah memberi ketika hari akan berakhir, ketika mereka bahagia dan menuju rumah,” kata pria yang hidup di jalan sejak tahun 90-an ini. Johnson tidak mengatakan berapa yang diperolehnya setahun lalu.
Ia hanya memberitahu bahwa uang hasil mengemis disembunyikan di tempat aman, sebelum dibawa ke bank. Beberapa diberikan kepada teman-temannya. Ketika ditanya untuk apa hasil mengemis itu, Johnson yang tidak merokok atau mengkonsumsi obat terlarang mengatakan ingin membantu teman yang membutuhkan transplantasi (cangkok) hati. Selain itu, Johnson juga mengatakan ia tidak menyewa rumah dan tetap di jalan karena uangnya habis untuk membayar bon teman-temannya.
Penghasilan tanpa dipungut pajak itu memang tampak layak, namun tidak ada cuti sakit atau rencana pensiun. Artinya, ketika tidak mengemis, berarti tak ada uang di tangan. Berdasarkan sensus 2006, Kantor Statistik Australia mencatat ada 27.374 tuna wisma di New South Wales (NSW).
Juru bicara An Australian Council of Social Service (ACOSS) memperkirakan jumlah orang yang tidur di jalan ini sekitar 16 persen dari seluiruh tuna wisma. Juru bicara ini juga mengatakan bahwa banyak orang mengemis karena jumlah bantuan pemerintah bagi pengangguran yang hanya sekitar 250 ribu tidak cukup untuk hidup sehari-hari.
Memang ada orang yang tidur di jalan sebagai pilihan gaya hidup. Tapi bagi tuna wisma, tak ada pilihan lain kecuali mengemis. Daily telegraph/mg2.
Nabi pernah bersabda, “Seseorang peminta-minta itu nanti menghadap Allah dalam keadaan tiada sepotong daging di mukanya.” (HR Bukhari & Muslim)
Tulisan yang dibawanya berbunyi ”Butuh bantuan untuk biaya hidup keluarga dan beli obat. Pembayaran penuh sangat membosankan. Tinggalkan saya sendirian jika anda orang yang tidak sopan dan kasar”. Dengan cara bertahan dalam kegiatan monoton itulah Pria asal Newcastle ini menghidupi dirinya di George and Market St. Pada hari biasa, ia mendapat uang antara 600 ribu hingga 1,2 juta rupiah sehari. Jika beruntung, 3,3 juta rupiah bisa masuk kantong dalam sehari.
“Saya kecewa jika mengemis sepanjang Jumat dan hanya mendapat 2 juta rupiah,” katanya. Ia menambahkan ia pulang saat sudah mendapat cukup uang atau memang ingin pulang, tapi di hari baik ia selalu duduk lebih lama dari hari biasa. Ketika Sunday Telegraph menemuinya, hari sedang baik. Dalam 20 menit, ia mendapat sekitar 250 ribu rupiah.
“Ada aturan umum dalam memberi, yakni orang akan lebih mudah memberi ketika hari akan berakhir, ketika mereka bahagia dan menuju rumah,” kata pria yang hidup di jalan sejak tahun 90-an ini. Johnson tidak mengatakan berapa yang diperolehnya setahun lalu.
Ia hanya memberitahu bahwa uang hasil mengemis disembunyikan di tempat aman, sebelum dibawa ke bank. Beberapa diberikan kepada teman-temannya. Ketika ditanya untuk apa hasil mengemis itu, Johnson yang tidak merokok atau mengkonsumsi obat terlarang mengatakan ingin membantu teman yang membutuhkan transplantasi (cangkok) hati. Selain itu, Johnson juga mengatakan ia tidak menyewa rumah dan tetap di jalan karena uangnya habis untuk membayar bon teman-temannya.
Penghasilan tanpa dipungut pajak itu memang tampak layak, namun tidak ada cuti sakit atau rencana pensiun. Artinya, ketika tidak mengemis, berarti tak ada uang di tangan. Berdasarkan sensus 2006, Kantor Statistik Australia mencatat ada 27.374 tuna wisma di New South Wales (NSW).
Juru bicara An Australian Council of Social Service (ACOSS) memperkirakan jumlah orang yang tidur di jalan ini sekitar 16 persen dari seluiruh tuna wisma. Juru bicara ini juga mengatakan bahwa banyak orang mengemis karena jumlah bantuan pemerintah bagi pengangguran yang hanya sekitar 250 ribu tidak cukup untuk hidup sehari-hari.
Memang ada orang yang tidur di jalan sebagai pilihan gaya hidup. Tapi bagi tuna wisma, tak ada pilihan lain kecuali mengemis. Daily telegraph/mg2.
Nabi pernah bersabda, “Seseorang peminta-minta itu nanti menghadap Allah dalam keadaan tiada sepotong daging di mukanya.” (HR Bukhari & Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar